Tema bebas tetapi terikat dengan mata kuliah perekonomian indonesia.

Nama : Yeniasari Rizkia Budi
Kelas : 1EB24
NPM : 27212802

PENGEMBANGAN AGRI BISNIS BAWANG MERAH


ABSTRAK

Seperti yang kita ketahui kebutuhan manusia akan bahan-bahan pokok tidak dapat dihindari, karena itu adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, apalagi bawang akan terasa hambar  bila masakan tanpa adanya bawang. Oleh karena itu jika harga bawang naik maka para ibu rumah tangga, restaurant, dan segala macam yang memasak makanan pasti sangat membutuhkan adanya bawang.

PENDAHULUAN

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Selama periode 1989-2004, pertumbuhan produksi rata-rata bawang merah adalah sebesar 5,4% per tahun, dengan kecenderungan (trend) pola pertumbuhan yang konstan. Konsumsi rata-rata bawang merah untuk tahun 2004 adalah 4,56 kg/kapita/tahun atau 0,38 kg/kapita/bulan. Estimasi permintaan domestik untuk tahun 2010 mencapai 976.284 ton, dimana 824.284 ton diantaranya untuk konsumsi, 97.000 ton untuk benih, 20.000 ton untuk industri, dan 35.000 ton diekspor. Analisis data ekspor-impor 1983-2003 mengindikasikan bahwa selama periode tersebut Indonesia adalah net importer bawang merah, karena volume ekspor untuk komoditas tersebut secara konsisten selalu lebih rendah dibandingkan volume impornya.

            Berbagai indikator menyangkut status, potensi dan prospek pengembangan komoditas bawang merah di atas secara implisit tidak saja menunjukkan sisi positif perkembangan bawang merah, tetapi juga celah dan kesenjangan (sumber pertumbuhan produksi bawang merah yang lebih didominasi oleh pertumbuhan areal serta peningkatan impor yang semakin mengancam daya saing bawang merah domestik) yang perlu mendapat perhatian lebih serius untuk segera ditangani.


LANDASAN TEORI

Salah satu faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan peningkatan produksi bawang merah adalah ketersediaan benih/bibit bermutu. Produsen benih bawang merah di sentra-sentra produksi biasanya adalah petani yang memiliki skala usaha relatif luas atau petani individual yang menyisihkan sebagian hasil panen untuk digunakan sebagai benih musim tanam berikutnya. Beragamnya pengetahuan serta teknologi perbenihan yang berkembang dalam sistem tersebut menyebabkan terjadinya variasi mutu benih yang tinggi. Secara umum, variasi mutu benih/bibit dapat mengarah pada pencapaian produktivitas yang cenderung dibawah potensi hasil.

            Observasi lapangan juga mengindikasikan bahwa sistem ini secara tidak langsung memungkinkan terjadinya fluktuasi harga benih yang sangat tajam. Sistem produksi benih non-formal dikenal sebagai jaringan arus benih antar lapangan dan musim. Sistem ini menghasilkan benih tidak bersertifikat. Benih yang diproduksi melalui sistem non-formal ditujukan untuk memenuhi kebutuhan petani dengan orientasi pasar tradisional yang belum menuntut persyaratan mutu. Menyadari kenyataan tersebut, alternatif pemecahan masalah benih yang dapat ditempuh adalah memperbaiki kinerja sistem perbenihan informal atau di tingkat petani (informal or farmer-based seed system).


PEMBAHASAN

Pengembangan agribisnis bawang merah pada lima tahun mendatang diarahkan untuk: (a) pengembangan varietas bawang merah setara kualitas impor sebagai salah satu upaya substitusi (pengurangan ketergantungan terhadap pasokan impor), (b) pengembangan industri benih bawang merah dalam rangka menjaga kesinambungan pasokan benih bermutu, (c) perluasan areal tanam bawang merah sebagai upaya antisipasi peningkatan konsumsi, dan (d) pengembangan diversifikasi produk bawang merah dalam upaya peningkatan nilai tambah.

Program utama pembangunan pertanian tahun 2005-2010 terdiri dari: (1) Program peningkatan ketahanan pangan, (2) Program pengembangan agribisnis, dan (3) Program peningkatan kesejahteraan petani. Upaya-upaya yang diambil sebagai berikut: (a) menyediakan benih varietas unggul bawang merah kualitas impor sebagai salah satu upaya substitusi (pengurangan ketergantungan terhadap pasokan impor); (b) meningkatkan produksi bawang merah rata-rata 5,24% per tahun selama periode 2005 – 2010, (c) mengembangkan industri benih bawang merah dalam rangka menjaga kontinuitas pasokan benih bermutu; dan (d) mengembangkan diversifikasi produk bawang merah dalam upaya peningkatan nilai tambah.

Strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut meliputi on-farm, off-farm, kebijakan pemerintah, pemasaran dan perdagangan. Strategi pengembangan di lini on-farm mencakup: perakitan varietas unggul, penguatan sistem produksi benih sumber, pengelolaan hara dan air terpadu, pengendalian hama penyakit terpadu, serta perbaikan mutu dan daya simpan produk. Strategi pengembangan di lini off-farm diawali dengan perbaikan teknologi pengolahan untuk mendukung pengembangan industri hilir bawang merah (skala rumah tangga maupun industri), misalnya industri irisan kering, irisan basah/utuh, pickles/acar, bawang goreng, bubuk bawang merah, tepung bawang merah, oleoresin, minyak bawang merah, dan pasta.

Langkah-langkah strategis di berbagai lini, pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, pengolahan, distribusi dan pemasaran bawang merah. Hal ini perlu ditempuh dalam upaya mencapai kondisi ideal profil agribisnis bawang merah masa depan yang memiliki karakteristik: (a) sebagai produsen dan eksportir terbesar di Asia Tenggara, (b) sebagai sumber pendapatan tinggi bagi semua partisipan di sepanjang rantai pasokan, (c) tingkat produktivitas tinggi, serta (d) daya saing produk tinggi.


KESIMPULAN

Hasil analisis mengindikasikan bahwa inovasi varietas unggul baru ke dalam sub-sektor bawang merah Indonesia memiliki potensi dampak yang tinggi terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat. Semua skenario yang disimulasikan untuk varietas unggul bawang merah menghasilkam manfaat ekonomis tinggi (high economic benefits). Tingkat adopsi varietas unggul baru bawang merah akan berpengaruh besar terhadap besaran manfaat (magnitude of the benefits) dan pada gilirannya akan bergantung pula kepada premium
benih/bibit yang harus dibayar petani.

Untuk petani atau perusahaan benih/bibit, keuntungan akan meningkat sejalan dengan semakin tingginya markups benih/bibit dalam kondisi tertentu, tetapi juga akan menurun jika tingkat adopsinya lebih rendah. Dengan demikian, ada semacam economic trade-off antara markup benih/bibit dengan tingkat adopsi.

DAFTAR PUSTAKA

www.bawang-bagian-bagian.pdf
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Suku bunga perbankan dengan pemberian kredit khususnya usaha kecil dan menengah

Nama : Yeniasari Rizkia Budi
Kelas : 1EB24
NPM : 27212802

KREDIT USAHA RAKYAT ( KUR )

ABSTRAK

Dalam hal ini saya akan membahas mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang bila mana kita mengetahui KUR ini dibuat dengan tujuan untuk dapat membantu rakyat yang kurang mampu untuk mendapatkan modal pinjaman untuk mengembangkan usaha yang diimpikannya, agar usaha yang dilakukan itu dapat membuat perubahan untuk kehidupan perekonomian dalam keluarga. Sehingga dengan begitu mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan jauh lebih baik dari pada sebelum mereka dapat melakukan usahanya.

LANDASAN TEORI

Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan yang bertujuan meningkatkan Sektor Riil dan memberdayakan UKMK. 
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam.

PENDAHULUAN

Perkembangan suatu bangsa pada umumnya tergantung pada kemajuan dari perekonomian warga negaranya, apabila perekonomian warga negaranya masih kurang baik (masih terdapat rakyat yang kurang berkecukupan hidupnya)  maka kondisi negara pun akan kurang baik, karena uang yang di terima oleh negara itu berasal dari rakyat.

Pada umumnya manusia ingin memiliki hidup yang lebih baik dan lebih layak, dan ingin memiliki suatu usaha atau pekerjaan yang dapat membantu perekonomian dalam keluarganya.

Maka dengan ini solusi bagi rakyat yang ingin memulai suatu usaha tetapi terhambat oleh modal yang harus ia miliki adalah dengan membuka Kredit Usaha Rakyat ( KUR ), yang akan dapat membantu memberikan pinjaman kepada rakyat yang kurang mampu, dengan beban bunga yang tidak terlalu besar.

PEMBAHASAN

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana.

Komite Kebijakan

Dalam rangka mengkoordinasikan program KUR, Pemerintah membentuk Komite Kebijakan. Dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Perekonomian nomor: KEP-05/M.EKON/01/2008  tentang Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Dan Koperasi pada tanggal 31 Januari 2008. 
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan instansi Pembina mengkoordinasikan kebijakan penjaminan kredit. Hal-hal yang dikoordinasikan:
  • Penyiapan UMKM dan Koperasi sesuai dengan kewenangan instansi pembina.
  • Kebijakan dan prioritas bidang usaha.
  • Pembinaan dan pendampingan UMKM dan Koperasi.
  • Sosialisasi program dan koordinasi dengan daerah.
  • Kebijakan Penjaminan Kredit.
Upaya peningkatan akses pada sumber pembiayaan antara lain dilakukan dengan memberikan penjaminan kredit bagi UMKMK melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tanggal 5 November 2007, Presiden meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan fasilitas penjaminan kredit dari Pemerintah melalui PT Askrindo dan Perum Jamkrindo. Adapun Bank Pelaksana yang menyalurkan KUR ini adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Bukopin.

KESIMPULAN

Kredit usaha rakyat (KUR), adalah kredit yang sangat membantu bagi rakyat miskin (kurang mampu), karena kredit ini dapat sangat membantu bagi rakyat yang kurang mampu, jika ingin mengembangkan usahanya yang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Dan dengan kredit usaha rakyat ini maka rakyat yang kurang mampu dapat mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga yang tidak terlalu besar sehingga tidak membebankan kehidupan para rakyat kecil ini hanya untuk memikirkan bunga pinjaman yang besar. Pinjaman kredit usaha rakyat ini sangat berbeda dengan pinjaman jika mereka pinjam uang ke bank, karena jika mereka meminjam ke bank mereka dapt dikenakan bunga bank yang tidak sedikit jumlahnya dan bunga itu akan terus berkembang seiring waktu pinjamannya, hal ini berbeda dengan KUR yang suku bunga pinjamannya tidak terlalu besar sehingga tidak terlalu membebankan rakyat kecil.
Kredit Usaha Rakyat sangatlah bermanfaat, dan adanya KUR ini sangat di sambut dengan baik bagi warga yang kurang mampu, khususnya pada daerah yang sulit terjangkau. Dengan adanya KUR ini warga yang kurang mampu dapat memenuhi keinginannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan lebih layak, dengan memperoleh pinjaman dana yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya mungkin yang dahulu pernah terhenti karena kekurangan modal.

DAFTAR PUSTAKA

www.Bank pelaksana kredit usaha rakyat.com
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Persaingan Harga Produk Dalam Negeri Versus Harga Produk Luar Negeri dilihat dari tingginya biaya produksi

Nama : Yeniasari Rizkia Budi
Kelas : 1EB24
NPM : 27212802

TARIK ULUR DAGING SAPI IMPOR

ABSTRAK

Manusia di seluruh dunia pasti membutuhkan asupan makanan yang cukup seperti empat sehat lima sempurna, dan salah satunya adalah daging. Protein keluarga yang semula ditopang tahu, tempe, dan ikan bergeser menuju daging sapi. Apalagi, hal ini sering dicontohkan pejabat saat acara resmi, pernikahan, atau peringatan hari besar. Seperti ada yang kurang jika tiada menu daging sapi. Kini saatnya dipromosikan sumber protein lokal seperti ikan budi daya atau tangkap, telur, dan ayam. Lonjakan permintaan daging sapi akan ditekan. Angka kekurangan kalori protein semakin kecil.
Tak banyak manusia yang dapat menghindah untuk tidak memakan daging, walaupun itu hanya setahun sekali. Karena daging juga merupakan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, apalagi di era globalisasi ini telah banyak orang yang selalu mengkonsumsi daging.

PENDAHULUAN

Perkembangan perekonomian indonesia kini telah meluas, terutama masalah persaingan harga produk dalam negeri versus harga produk luar negeri. Dengan melihat persaingan harga itu kita dapat mengetahui kondisi perekonomian di negara ini.
Mungkin telah banyak barang-barang yang masuk ke indonesia ini adalah hasil impor dari negara lain, hal ini yangmenyebabkan persaingan yang tinggi dengan produk yang berasal dari dalam negeri, mungkin salah satru penyebabnya adalah tingginya harga produk dalam negeri yang menyebabkan produsen harus mengimpor segala kebutuhan perusahaan dari luar negeri. Dari sini seharusnya pemerintah bisa memahami untuk menekan tingkat harga produksi barang dalam negeri, agar saat penjualan harganya tidak terlalu tinggi, sehingga dapat membuat masyarakat berpaling untuk memilih barangdari dalam negeri. Dan pemerintah juga harus meyakinkan masyarakat indonesia, bahwa produk dalam negeri tidak kalah bagus dengan produk dari luar negeri.
LANDASAN TEORI

Impor adalah suatu kegiatan ekonomi dalam hal membeli barang dan jasa yang berasal dari luar negeri. Dengan seringnya sebuah negara melakukan impor dari negara lain maka semakin berkurangnya keuangan suatu negara, dan dari itu semuamungkin negara dapat memiliki hutang kepada negara lain yang cukup besar.
Banyak segala jenis barang yang di impor dari negara lain, baik itu bahan makanan, barang-barang elektronik, dan masih banyak sebagainya. Seperti daging sapi misalnya yang telah banyak impor dari berbagai negara seperti, australia, jepang, arab, dan sebagainnya. Seharusnya pemerintah dapat menekan kebutuhan impor dari luar dan lebih mengutamakan apa yang dihasilkan dari dalam negeri.

PEMBAHASAN

Ada indikasi kelangkaan dan lonjakan harga daging sapi direkayasa sekelompok pengusaha untuk menaikkan kuota impor daging. Hal itu berdampak negatif pada gairah peternak dalam negeri. Stok sapi nasional akan terancam. Pemerintah perlu bertindak cepat dan tidak tunduk pada tekanan pengusaha nakal. Program peningkatan produksi sapi dalam negeri mesti berlanjut.
            Di Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Jatim menuntut tata niaga yang membatasi penjualan sapi ke luar daerah dan menambah impor sapi bakalan. Bahkan, Komite Daging Sapi Jakarta Raya menilai penetapan kuota impor daging sapi 2013 sebesar 80.000 ton dianggap kurang. Mereka memohon kuota khusus impor melalui Gubernur DKI Jakarta ke Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian.

            Tarik-ulur seperti ini memang sering terjadi. Menko Perekonomian dan Menteri Perdagangan berwacana menambah impor sapi, namun secara tersirat Menteri Pertanian menolak. Tidakkah ini menjadi problem masa depan? Sistematiskah upaya pemerintah mengendalikan harga daging sapi?
Sebagian analis menyatakan di antara penyebab lonjakan harga ialah rumah potong hewan (RPH) dan usaha penggemukan (fatting) bersaing membeli sapi bakalan ke peternak. Demikian juga badan usaha milik negara (BUMN) bidang peternakan yang menjalankan program pengadaan sapi bakalan yang dananya baru cair semester kedua tahun 2012. Tentu ini bukan masalah mendasar. Maka, perlu dikaji akar masalah dan dicarikan solusinya.

            Pengembangan sapi lokal dan pembelaan peternak masih lemah. Seiring laju impor, pengembangan sapi lokal oleh pemerintah, pengusaha nasional, dan masyarakat seolah berhenti. Sapi lokal, yang kecil dan kurang cepat pertumbuhannya, tak diurus dan dikembangkan. Sapi lokal termarjinalkan. Padahal sapi lokal seperti dari Bali hebat karena tahan terhadap cuaca kering dan penyakit.
Hal itu dilengkapi dengan minimnya pembelaan pada peternak. Pada 2010, harga mencapai 20.000 per kg sapi hidup, peternak dibiarkan merugi. Kini, ketika harga ideal 30.000–32.000 per kg sapi hidup, pemerintah bisa menghancurkan harapan peternak.
Semakin bergantungnya pada impor pangan mestinya memberi pelajaran bahwa liberalisasi pertanian tidak perlu dilanjutkan. Peran negara mengendalikan harga dan mendorong produksi dalam negeri tidak terkebiri.
Selama ini, sistem logistik nasional (silognas) tidak efisien dan memicu harga daging sapi lokal lebih mahal dibanding impor. Biaya angkut dari sentra sapi di Jawa Timur ke Jabodetabek sangat tinggi. Padahal, Jabodetabek paling besar menyerap konsumsi daging sapi nasional. Ruas jalan sepanjang pantai utara (pantura) Jawa sering macet.

KESIMPULAN

          Semula, impor dilakukan untuk pasar spesifik, seperti hotel, restoran, dan industri pengolahan. Faktanya, daging impor masuk pasar tradisional. Masyarakat yang terbiasa berbelanja ke pasar swalayan menjumpai kenyataan daging impor lebih murah dari daging lokal. Padahal kualitas dan cita rasanya tak lebih baik dari daging sapi lokal.

          Lebih dari itu, DKI Jakarta sangat bergantung pada daging impor. Sementara, pasokan dari sentra sapi, seperti Nusa Tenggara Barat dan Jatim, minim karena transportasinya mahal. Maka, usulan alokasi subsidi biaya transportasi dari sentra sapi ke Jakarta akan turut mengurai masalah ini.
Lonjakan harga daging sapi merugikan pedagang bakso, rendang, daging eceran, dan konsumen rumah tangga. Peternak pun tak menikmatinya. Stabilitas pasokan dan harga daging sapi mutlak dijaga. Dalam jangka pendek, spekulasi harga oleh pengusaha harus ditindak.

          Dalam jangka panjang, kebergantungan pada daging sapi impor mutlak dikurangi. Penguatan pembibitan sapi dalam negeri mesti didorong. BUMN, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian perlu dikerahkan menjawab tantangan ini. Produksi sapi terintegrasi dengan sawit mesti dipercepat karena pakan di kebun sawit Sumatra melimpah.
Masalah kekurangan bakalan sapi perlu dicarikan solusi. Misalnya dengan melakukan IB serentak sapi betina produktif di Sumatra. Contoh, kelayakan investasi sapi di kebun sawit oleh BUMN akan diikuti swasta dan petani sawit.

          Tugas pemerintah yang mendasar adalah memacu produksi sapi berbasis peternakan rakyat. Disparitas harga antara peternak dan konsumen dapat dikurangi dengan memperpendek rantai pasokan.
Harga pasar layak diketahui peternak secara transparan. Kebiasaan peternak menjual sapi berdasar perkiraan pedagang perlu diubah menurut berat sapi hidup. Timbangan ternak mestinya disediakan pemerintah di pasar hewan. Dengan begitu, akan ada kepastian harga bagi peternak dan pedagang akan terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

KORAN JAKARTA/GANDJAR DEWA ART
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Sistem Pendidikan Di Indonesia Terhadap Tingginya Jumlah Pengangguran

Nama : Yeniasari Rizkia Budi
Kelas : 1EB24
NPM : 27212802


EFEKTIVITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ABSTRAK

Efektivitas pendidikan di indonesia terlalu menekankan para anak-anak bangsa untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan pendidikan yang tinggi dan yang baik, seharusnya pendidikan di indonesia lebih menekankan untuk membuat pekerjaan (membuat lapangan kerja) sehingga agar dapat menekankan tingkat pengangguran di indonesia ini.
Dan bila di negara kita ini kita diwajibkan untuk belajar 9 tahun, maka keputusan yang telah dibuat itu harus seimbang dengan fasilitas-fasilitas dan gedung sekolah yang layak bagi siswa/siswi sehingga mereka dapat merasa nyaman dan dapat terus bersemangat untuk belajar. Dan tak lupa pula keputusan ini juga harus mendapatkan dukungan dari orang tu murid, lingkungan, para guru, dan perhatian pemerintah untuk mewujudkan kalau anak-anak indonesia bisa berprestasi tidak hanya di dalam negeri, bahkan dapat berprestasi di luar negeri.

PENDAHULUAN

Pada zaman yang semakin lama semakin berkembang ini, seperti telahberkembangnya dunia pendidikan yang semakin lama semakin maju dan semakin bagus.
Namun kita juga harus melihat sisi pendidikan di indonesia ini juga, apakah pendidikan di indonesia ini telah mendapatkan pendidikan yang telah mencukupi, terutama di daerah pedalaman yang sangat sulit dijangkau untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

LANDASAN TEORI
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
Bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.

PEMBAHASAN

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna. Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
            Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan dibidang sosial dan dipaksa mengikuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti itulah yang banyak terjadi di Indonesia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.
Titik singgung antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas kerja, dengan asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi produktivitas kerja, semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat. Anggapan ini mengacu pada teori Human Capital. Teori Human Capital menerangkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena pendidikan berperan di dalam meningkatkan produktivitas kerja. Teori ini merasa yakin bahwa pertumbuhan suatu masyarakat harus dimulai dari prodiktivitas individu. Jika setiap individu memiliki penghasilan yang tinggi karena pendidikannya juga tinggi, pertumbuhan msyarakat dapat ditunjang karenanya. Teori Human Capital ini menganggap bahwa pendidikan formal sebagai suatu investasi, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Dari teori ini timbul beberapa model untuk mengukur keberhasilan pendidikan bagi pertumbuhan ekonomi.

KESIMPULAN

Fungsi pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja terdidik dan terlatih dapat diuji berdasarkan kemampuannya dalam memenuhi jumlah angkatan kerja yang dibutuhkan oleh lapangan kerja yang telah ada atau yang diperkirakan tersedia dalam suatu sitem ekonomi. Untuk menguji kemampuan ini diperlukan perbandingan antara persediaan angkatan kerja yang dihasilkan oleh sistem pendidikan dan latihan dengan kebutuhan tenaga kerja dalam lapangan kerja yanga ada menurut kategori tingkat pendidik`n pekerja.
Terjadinya kelebihan persediaan tenaga kerja berpendidikan dasar ini disebabkan oleh masih banyak tersedianya lapangan kerja pada sektor tradisional dan sektor informal pada saat truktur tenaga kerja telah mulai bergeser ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Keadaan ini didukung pila oleh kenyataan bahwa kelebihan persediaan tenaga kerja terjadi pada tingkat-tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan yang menjadi akibatnya pengangguran tenaga terdidik atau lulusan Perguruan Tinggi akan terus bertambah setiap tahun.
Memang demi mewujudkan pendidikan yang baik dan bagus perlu dana yang tidak sedikit, tapi alangkah baiknya jika negara bisa memberikan dana untuk pendidikan yang cukup, demi kemajuan anak bangsa. Dibandingkan dengan memberikan dana yang berlebihan untuk DPR, misalnya untuk merenovasi gedung, membuat parkiran, dll yang diberikan dana cukup besar, alangkah baiknya jika sebagian dana itu dituangkan ke dalam dana pendidikan agar warga negara indonesia yang tinggal di wilayah terpencil, jauh dari transportasi, jauh dari kehidupan yang layak dapat bisa menikmati fasilitas dan pendidikan yang baik dan layak, seperti halnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat yang tinggalnya di kota-kota besar. Apabila hal ini dapat terwujud, maka negara indonesia bisa menekan tingkat pengangguran yang begitu tinggi, dengan bekal akan kreativitas yang tinggi yang telah dimiliki oleh anak-anak indonesia, sehingga anak indonesia dapat meluangkan segala ide/ kreativitas yang dimilikinya untuk membantu negara dalam menekan tingginya tingkat pengangguran.

        DAFTAR PUSTAKA

www.Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia                                www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com,                                     http://grosirlaptop.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS