Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (
APBN )
1.
PERKEMBANGAN
DANA PEMBANGUNAN INDONESIA
APBN Adalah suatu daftar atau penjelasan terperinci
mengenai penerimaan dan pengeluaran negara dalam jangka waktu satu tahun yang
ditetapkan dengan Undang-undang, serta dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Masa berlaku
APBN :
APBN Indonesia
mulai tahun 2000 ditetapkan berlaku mulai 1 Januari sampai dengan 31
Desember tahun yang sedang berjalan. Sebelum tahun 2000 APBN
berlaku mulai 1 April sampai dengan 30 Maret tahun berikutnya.
Fungsi APBN:
Fungsi Alokasi
Berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber penerimaan negara untuk membiayai belanja negara.
Berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber penerimaan negara untuk membiayai belanja negara.
Fungsi Distribusi
Berkaitan dengan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pemerataan kesejahteraan dapat terwujud jika pemanfaatan penerimaan negara dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Berkaitan dengan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pemerataan kesejahteraan dapat terwujud jika pemanfaatan penerimaan negara dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi Stabilitas
Berkaitan dengan pengaturan perekonomian nasional agar tetap seimbang, yaitu permintaan agregat (keseluruhan) sama dengan penawaran agregat. APBN bagi pemerintah sebagai instrumen pengendali perekonomian, baik dalam kondisi perekonomian yang stabil, depresi ataupun inflasi.
Berkaitan dengan pengaturan perekonomian nasional agar tetap seimbang, yaitu permintaan agregat (keseluruhan) sama dengan penawaran agregat. APBN bagi pemerintah sebagai instrumen pengendali perekonomian, baik dalam kondisi perekonomian yang stabil, depresi ataupun inflasi.
Tujuan penyusunan
APBN :
Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR dan
rakyat
Meningkatkan koordinasi dalam lingkungan pemerintah
Membantu pemeritah mencapai tujuan kebijakan fiscal
Memungkinkan pemerintah memenuhi prioritas belanja Negara
Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan
jasa publik.
2.
PROSES PENYUSUNAN APBN
Pemerintah
(Presiden dibantu para menteri, terutama Menteri Keuangan) menyusun RABPN berdasarkan
asumsi-asumsi, yaitu tentang :
Kondisi ekonomi makro seperti Produk Domestik Bruto
(PDB) menurut harga yang berlaku
Pertumbuhan ekonomi
Inflasi
Nilai tukar rupiah
Rata-rata suku bunga SBI 3 bulan
Harga minyak internasional
Serta produksi minyak dalam negeri
Dalam
menyusun RAPBN digunakan azas kemandirian, azas penghematan, azas penajaman
prioritas pembangunan.
RAPBN
oleh pemerintah diajukan ke DPR dan dilakukan pembahasan dengan melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak yang berkompeten sesuai bidang masing-masing.
Jika telah disetujui, DPR akan mengesahkan RAPBN menjadi APBN. Hak DPR untuk
menetapkan anggaran negara disebtut Hak Budget. Namun jika tidak ditemukan
kesepakatan tentang RAPBN, DPR menetapkan APBN tahun lalu sebagai APBN tahun
berjalan.
3. PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
A. PENDAPATAN
NEGARA dan HIBAH,
terdiri :
1)
Penerimaan Dalam
Negeri, terdiri :
Penerimaan
Pajak, meliputi :
a.
Pendapatan Pajak Dalam Negeri
b.
Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional
2)
Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP), meliputi :
a.
Penerimaan Sumber daya Alam
b.
Pendapatan Bagian Laba BUMN
c.
Pendapatan Negara Bukan Pajak lainnya
d.
Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)
e.
Hibah
B. BELANJA
NEGARA,
terdiri :
1.
Belanja Pemerintah Pusat,
meliputi :
a.
Belanja Pegawai
b.
Belanja Barang
c.
Belanja Modal
d.
Belanja Bunga dan Pinjaman
e.
Subsidi (subsidi energi dan subsidi nonenergi)
f.
Belanja Hibah
g.
Belanja Bantuan Sosial
h.
Belanja lain-lain
Transfer ke Daerah,
meliputi :
a.
Dana Perimbangan (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum,
Dana Alokasi Khusus)
b.
Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
C.
KESEIMBANGAN PRIMER
D.
SURPLUS/DEFISIT
ANGGARAN
E.
PEMBIAYAAN, terdiri :
I.
Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi :
a.
Perbankan Dalam Negeri
b.
Nonperbankan Dalam Negeri
II.
Pembiayaan Luar Negeri Netto, terdiri :
a.
Penarikan pinjaman luar negeri bruto, (pinjaman
program, Pinjaman proyek)
b.
Penerusan pinjaman
c.
Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri
d.
Deskripsi per pos.
Sumber
Pendapatan/Penerimaan Pemerintah Pusat :
Sebagaimana
struktur APBN di atas, maka sumber pendapatan negara dapat diuraikan sebagai
berikut :
Penerimaan
Dalam Negeri, berasal dari :
Penerimaan Pajak.
Penerimaan pajak yang masuk pos
penerimaan pemerintah pusat, meliputi :
Pajak Dalam Negeri, (PPh, PPN, PPnBM, PBB, BPHTB,
Cukai, dan pajak lain.
Pajak Perdagangan Internasional, (penerimaan bea masuk
dan pajak/pungutan ekspor)
Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Penerimaan sumber daya alamyang merupakan hasil
pengelolaan kekayaan alam
Penerimaan atas laba BUMN, sesuai dengan besarnya
kepemilikan saham BUMN
PNBP lain, seperti pungutan yang dikelola Kementrian
atau lembaga yang berhubungan dengan pelayanan umum
Hibah, Adalah
semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan pihak swasta dalam negeri
dan pemerintah daerah serta pihak swasta luar negeri dan pemerintah luar negeri
yang tidak perlu dibayar kembali dan tidak mengikat, tidak secara
terus-menerus, dan dialokasikan untuk kegiatan tertentu sesuai Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding).
4. PERKIRAAN
PENGELUARAN
Pengeluaran
Pemerintah Pusat,
terdiri :
Belanja Pegawai,
(PNS, TNI, POLRI, Pensiunan)
Belanja Barang, dialokasikan untuk ;
Mempertahankan fungsi pelayanan public
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan
barang dan jasa, perjalanan dinas,pemeliharaan aset Negara
Mendukung kegiatan pemerintahan
Belanja Modal
Yaitu belanja yang digunakan untuk
membiayai pembentukan modal dalam bentuk tanah, peralatan, mesin, gedung,
jaringan, dan sarana fisik lain
Pembayaran Bunga Utang
Pembayaran utang dalam negeri
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pembayaran
utang luar negeri bersumber dari pinjaman bilateral, multilateral, fasilitas
kredit eskpor, dan pinjaman lain.
Belanja
Subsidi
Digunakan
untuk menjaga stabilitas harga, membantu masyarakat kurang mampu, membantu
usaha skala mikro dan menengah, BUMN , membantu BUMN yang melaksanakan
pelayanan umum
Belanja
Hibah
Merupakan
transfer uang, barang, jasa yang bersifat tidak wajib kepada pemerintah daerah,
BUMN, BUMD, negara lain, atau organisasi internasional
Bantuan
Sosial
Diberikan
dalam bentuk transfer uang atau barang kepada masyarakat melalui lembaga
nirlaba (sosial) untuk melindungi resiko sosial.
Belanja
Daerah
Dana Perimbangan, meliputi :
·
Dana Bagi Hasil (DBH), yaitu dana bagian
daerah yang bersumber dari penerimaan daerah, baik pajak maupun sumber daya
alam (dalam bentuk prosentase)
·
Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu instrumen
yang bersifat umum (block grant) guna mengatasi ketimpangan fiskal antar
daerah untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
·
Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu
instrumen transfer bersifat khusus (specific grant) untuk membiayai
kebutuhan khusus daerah dan atau nasional
·
Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian
·
Dana Otonomi Khusus diberikan kepada
daerah-daerah yang masih tertinggal untuk pembiayaan pendidikan, kesehatan, dll
·
Dana Penyesuaian, diberikan kepada
daerah yang menerima DAU lebih kecil dari tahun sebelumnya.
5.
DASAR
PERHITUNGAN PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
A.
Konsep Produk Domestik
Bruto, Produk Domestik Regional Bruto, dan Pendapatan Nasional
1.
Produk Domestik Bruto
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan
pengeluaran adalah:
Di
mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi
oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor
melibatkan sektor luar negeri.
Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi:
Di mana
sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk
tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
2. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan data statistik yang merangkum perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah pada satu periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Dalam menghitung PDRB atas dasar harga berlaku menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu (tahun dasar). Penghitungan PDRB saat ini menggunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.
Peroduk Domestik Bruto sebagai salah saru indicator ekonomi memuat berbagai instrument ekonomi yang di dalmnya terlihat jelas keadaan makro ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan ekonominya, income perkapita dan berbagai instrument ekonomi lainnya. Dimana dengan adanya data-data tersebut akan sangan membantu pengambil kebijaksanaan dalam perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak salah arah.
Angka PDRB sangat diperlukan dan perlu disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai bahan analisa perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.
PDRB dapat didefinisikan berdasarkan tiga pendekatan
yaitu :
a. Pendekatan Produksi (Production Approach)
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (NTB) yang tercipta sebagai hasil proses produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh berbagai unit produksi dalam suatu wilayah/region pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.
b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor faktor produksi yang ikut di dalam proses produksi di suatu wilayah/region pada jangka waktu tertentu (biasanya setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Termasuk sebagai Komponen penyusun PDRB adalah penyusutan barang modal tetap dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini per sektor disebut sebagainilai tambah bruto sektoral. PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).
c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
PDRB adalah jumlah semua pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori, dan ekspor neto di suatu wilayah/region pada suatu periode (biasanya setahun). Yang dimaksud dengan Ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor.
3. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun.
Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
- Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari
seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik
factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r
+ w + i + p
- Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh
pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT
Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C
+ I + G + (X – M)
- Pendapatan perkapita
Adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu
negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian Pendapatan
Nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan
perkapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan perkapita sering
digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara,
semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Sumber :
http://www.google.co.id
0 Response to "Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )"
Posting Komentar